Jumat, 24 Juni 2011

makanan dan minuman khas dari kota jakarta

MAKANAN DAN MINUMAN KHAS JAKARTA (BETAWI)

Seperti kita ketahui, bahwa setiap kota atau daerah di indonesia memiliki banyak makanan dan minuman khas, begitu pula kota Jakarta, dikota yang penduduk aslinya adalah masyarakat adat betawi memiliki banyak makanan dan minuman khas, di bawah ini akan saya paparkan makanan dan minuman khas asli yang ada di kota Jakarta :

1. Sayur Gabus Pucung

Sayur ikan gabus pucung sebagai masakan khas Betawi relatif sulit ditemukan. Selain karena rumah makan yang menyediakannya semakin jarang, ikan gabus juga sulit diternak. Sebagian besar ikan gabus yang didapat merupakan tangkapan dari alam.
Bumbu utama sayur gabus pucung adalah buah pucung atau keluwek bagi orang Jawa. Buah keluwek berbentuk lonjong berukuran sedikit lebih besar dari jengkol dan berkulit keras. Jika dibuka, terdapat biji buah keluwek berbentuk daging buah berwarna cokelat tua kehitaman.
Sajian gabus pucung dalam tradisi Betawi selalu muncul saat acara nyorog, yaitu anak atau menantu memberikan hantaran kepada orangtua atau mertua menjelang puasa atau takbir Lebaran.

2. Laksa

Makanan berjenis mi yang ditaruh bumbu dengan kebudayaan Peranakan, yang digabung dengan elemen Tionghoa dan Melayu Nama Laksa diambil dari bahasa Sanskerta yang mempunyai arti banyak, menunjukkan bahwa mi Laksa dibuat dengan berbagai bumbu. Laksa Betawi, hampir mirip dengan Laksa Bogor tapi kuah Laksa Betawi memakai udang rebon.

3. Kerak Telor

Penganan yang satu ini identik dengan Pekan Raya Jakarta (PRJ). Sebab, kerak telor selalu dijumpai setiap kali PRJ digelar. Saat ini, kerak telor menjadi makanan langka. Merupakan makanan yang terbuat dari beras, telor ayam / telor bebek, udang yang digoreng kering, bawang merah goreng, kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica, garam, dan gula pasir. Rasa gurih pada kerak telor bersumber dari campuran udang, bawang merah, kelapa sangrai, cabai merah, kencur, jahe, merica, dan gula pasir.

4. Bir Pletok

Merupakan minuman yang terbuat dari sari jahe, kapulaga, gula, cabe jawa, daun pandan, sereh, sari bunga selasih dan akar-akaran. bir pletok tidak mengandung alkohol. Disebut bir pletok, karena minuman tersebut pada awalnya di taruh dalam bumbung (selongsong bambu) yang diisi es dan bumbung yang terkocok-kocok tersebut mengeluarkan bunyi pletak pletok, dari situlah asal usul nama bir pletok berasal.

5. Roti buaya

Disebut sebagai roti buaya karena bentuknya yang menyerupai buaya. roti buaya dijadikan sebagai simbol kesetiaan pasangan yang telah menikah. Oleh karena itu, tidak mengherankan jika roti buaya selalu hadir di setiap acara pernikahan adat Betawi. Bahan-bahannya yang terdiri dari terigu, gula pasir, margarin, garam, ragi, susu bubuk, telur, dan pewarna mudah diperoleh. Hanya, membentuk adonan hingga menyerupai buaya memerlukan kesabaran bagi yang tidak terbiasa membuatnya.

6. Kue Rangi


Kue khas Betawi itu kini jarang ditemui. Bahan-bahannya adalah kelapa setengah tua, ampas kelapa, tepung sagu aren, garam, dan gula merah. Cara membuatnya, campur kelapa parut, ampas kelapa, tepung sagu, dan garam. Aduk hingga rata. Panaskan wajan, taruh 1-2 sendok makan adonan. Ratakan hingga tipis. Lalu masak sampai kering dan matang. Setelah itu, taburi permukaannya dengan gula merah, lipat dua, dan angkat jika sudah kering.

7. Kue Pancong


Bentuknya panjang seperti papan dan warnanya sedikit kekuningan, sedangkan rasanya berbeda dengan kue pancong yang ada di Jakarta. kue pancong yang asli Betawi ini sangat berbeda dengan yang sering kita temui. Bahkan kue pancong ini hampir punah. Mungkin di Jakarta hanya tinggal satu-satunya pedagang yang menjual kue pancong asli Betawi ini, yaitu di sekitar kawasan Kramat, tepatnya di belakang bioskop Rivoli. Kue pancong ini rasanya hampir mirip dengan kue cubit, namun jauh lebih enak.

8. Dodol Betawi

Dodol terbuat dari beras ketan yang digiling lalu ditambahkan gula merah dan santan kelapa yang diambil patinya. Pembuatannya memakan waktu hingga tujuh jam. Kebanyakan pembuat dodol memang laki-laki. Karena butuh tenaga lumayan besar saat pengadukan. Dodol dimasak dalam kuali besar di atas bara arang. Diaduk dengan kayu yang berbentuk seperti dayung. Kalau hanya setengah kuali bisa dikerjakan dua orang, tetapi kalau penuh, paling tidak harus ada tiga orang yang mengerjakannya.
Pada saat membuat dodol, biasanya ada “syaratnya” yakni disiapkan cabai merah dan bawang yang ditusuk dengan lidi, serta uang logam Rp 500 yang direndam di dalam air. Selama bahan dodol masih berbentuk adonan, si pengaduk tidak boleh punya pikiran negatif atau membicarakan yang jelek-jelek, tidak boleh banyak berbicara, tidak boleh kesal. Mendengar berita buruk seperti ada orang yang meninggal juga tidak diperbolehkan.
Dodol itu disebut juga dengan kue bacot (dalam bahasa Betawi artinya pembicaraan). Jika seorang besan datang dengan dodol yang bagus dan banyak jumlahnya, berarti besannya tersebut termasuk orang kaya. Kalau dilihat tampilan dodolnya kurang baik maka akan jadi bahan pembicaraan pula.

9. Tape Ketan Uli


Tape uli betawi ini mirip Lemang tapai dari Padang. Uli dari padang dikukus dalam bambu sedangkan uli betawi tidak. Tape betawi terbuat dari ketan hitam. Hampir tidak ada yang warna tapenya hijau. Kebanyakan adalah warna asli ketan hitam. Tape uli ini tidak sembarang orang bisa membuatnya. Pembuatan ketan uli mengandung sebuah arti.
Biasanya kaum pria yang menumbuk ketan, sedangkan para wanita kebagian tugas memasak atau membuat ketan ulinya. Pembagian tugas itu ada maknanya, termasuk sebagai simbol kebersamaan bagi masyarakat Betawi. Ada kabar-kabar-kabur bahwa dalam pembuatan tape uli, si pembuat tidak boleh bicara, dan tidak boleh dalam keadaan menstruasi kalau ingin tape uli buatannya berhasil, jika melanggar pantangan, hasilnya pasti gagal total.

10. Geplak


Geplak dibuat dari beras yang agak pera lalu digiling menjadi tepung dan disangrai, dicampur dengan kelapa parut yang juga sudah disangrai sebelumnya. Kemudian adonan itu dicampur dengan gula pasir yang sudah dicairkan hingga agak mengental dan selagi panas diaduk-aduk hingga menjadi adonan yang padat.
Agak repot memang, apalagi dalam kondisi panas (meski awalnya pakai centong) harus diaduk dengan tangan. Baru kemudian dicetak di tenong atau wadah lalu diratakan dengan tangan, dengan setengah dipukul, karenanya disebut dengan geplak. Supaya tidak lengket di tangan, di atas permukaan geplak ditaburi tepung giling yang disangrai, lalu didiamkan selama 2 jam sampai mengeras. Kue ini, meski kelihatan kokoh, tapi saat dimakan sangat empuk dan gampang hancurnya. Rasanya manis gurih. Ketahanan kue geplak bila di suhu ruangan bisa sampai 3 hari, sedangkan di dalam kulkas bisa sampai seminggu dan akan semakin renyah.
Demikian tulisan tentang makanan dan minuman yang dapat saya tulis, seboga bermanfaat dan menambah pengetahuan kita mengenai makanan dan minuman khas yang ada di Indonesia…

Sumber : personal n blog

Tidak ada komentar: